Pendahuluan
HONDA138 : Korea Selatan memiliki banyak warisan sejarah dari masa Dinasti Joseon (1392–1897), salah satunya adalah Changdeokgung Palace. Terletak di kawasan Jongno-gu, Seoul, istana ini adalah salah satu dari “Lima Istana Agung” yang dibangun oleh raja-raja Joseon.

Berbeda dengan Gyeongbokgung, yang dikenal sebagai istana utama dan megah, Changdeokgung terkenal karena keserasian arsitektur dengan alam sekitarnya. Bahkan, UNESCO menetapkannya sebagai Warisan Dunia pada tahun 1997 karena tata letak dan keindahannya yang dianggap sebagai contoh terbaik arsitektur istana Timur.
Changdeokgung berarti “Istana Kebajikan yang Bersinar”, dan hingga kini menjadi salah satu monumen paling berharga di Korea, baik sebagai situs sejarah maupun destinasi wisata budaya.
Sejarah Changdeokgung Palace
Pembangunan
Changdeokgung dibangun pada tahun 1405 oleh Raja Taejong, raja ketiga Dinasti Joseon. Istana ini didirikan sebagai istana kedua setelah Gyeongbokgung, untuk membantu mengelola pemerintahan kerajaan.
Lokasinya dipilih dengan memperhatikan prinsip pungsu-jiri (feng shui versi Korea). Istana ini terletak di lereng Gunung Bugaksan, dengan aliran sungai kecil di sekitarnya, mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.
Masa Kehancuran dan Restorasi
Pada tahun 1592, saat Jepang menginvasi Korea (Perang Imjin), Changdeokgung hancur terbakar. Namun, istana ini segera dibangun kembali pada tahun 1610, dan selama beberapa abad setelahnya menjadi kediaman utama banyak raja Joseon, bahkan lebih lama dibandingkan Gyeongbokgung.
Pada abad ke-19, Changdeokgung kembali menjadi pusat politik Korea di bawah Raja Gojong. Meski kemudian mengalami kerusakan saat penjajahan Jepang, sebagian besar bangunan tetap bertahan. Restorasi besar dilakukan pada abad ke-20, dan kini istana ini kembali berdiri megah seperti semula.
Arsitektur dan Tata Ruang
Harmoni dengan Alam
Berbeda dengan banyak istana Asia Timur lain yang menekankan simetri, Changdeokgung memiliki tata ruang asimetris yang mengikuti kontur alamiah tanah. Jalan setapak, bangunan, dan taman dirancang mengikuti bentuk bukit, sungai, dan hutan, sehingga memberikan kesan alami dan menyatu dengan alam.
Bangunan Utama
Kompleks istana ini memiliki lebih dari 100 bangunan, meski tidak semuanya bertahan hingga kini. Beberapa bagian penting antara lain:
- Injeongjeon (Aula Utama): digunakan untuk upacara kenegaraan, penobatan raja, dan pertemuan penting. Interiornya menampilkan singgasana raja dan dekorasi penuh simbol kekuasaan.
- Seonjeongjeon: ruang kerja raja, tempat raja berdiskusi dengan para pejabat.
- Huijeongdang: awalnya ruang tinggal raja, tetapi kemudian digunakan sebagai kantor pusat pemerintahan.
- Daejojeon: tempat tinggal utama ratu.
- Nakseonjae: paviliun indah yang digunakan sebagai ruang belajar dan refleksi pribadi oleh anggota keluarga kerajaan.
Taman Rahasia (Huwon)
Salah satu daya tarik terbesar Changdeokgung adalah Huwon, yang sering disebut sebagai “Taman Rahasia”. Taman ini luasnya lebih dari 30 hektar dan dulunya hanya boleh dimasuki oleh raja, ratu, dan keluarga kerajaan.
Keindahan Huwon
Huwon dirancang dengan prinsip kesederhanaan dan harmoni alami. Di dalamnya terdapat:
- Kolam Buyongji dengan paviliun kecil (Buyongjeong) di tepiannya, tempat raja membaca atau menulis puisi.
- Jembatan batu dan aliran sungai kecil, yang menambah nuansa tenang dan damai.
- Pohon-pohon tua berusia ratusan tahun yang memberikan keteduhan alami.
Huwon bukan hanya taman rekreasi, tetapi juga ruang refleksi spiritual. Para raja dan sarjana Joseon sering menggunakan taman ini untuk meditasi, diskusi intelektual, atau menikmati keindahan alam.
Fungsi dan Makna Budaya
Pusat Pemerintahan
Sebagai istana kedua, Changdeokgung sering berfungsi sebagai pusat pemerintahan ketika Gyeongbokgung hancur atau tidak digunakan. Banyak keputusan politik penting diambil di aula-aula istana ini.
Kediaman Raja dan Keluarga
Changdeokgung menjadi kediaman utama 13 dari 27 raja Joseon. Kehidupan keluarga kerajaan berlangsung di sini, lengkap dengan upacara, pendidikan, dan kegiatan sehari-hari.
Simbol Filosofi Konfusianisme
Arsitektur istana ini mencerminkan nilai-nilai Konfusianisme, yaitu kesederhanaan, keharmonisan, dan keseimbangan. Tidak ada kemewahan berlebihan, melainkan keindahan alami yang menenangkan.
Changdeokgung di Era Modern
Warisan Dunia UNESCO
Pada tahun 1997, UNESCO menetapkan Changdeokgung sebagai Warisan Dunia. Alasan penetapannya adalah karena tata ruangnya yang unik dan keterpaduannya dengan lanskap alami, yang menjadikannya contoh langka arsitektur istana Asia Timur.
Destinasi Wisata Populer
Kini, Changdeokgung adalah salah satu destinasi wisata sejarah paling populer di Seoul. Ribuan wisatawan datang untuk melihat aula istana, berfoto di taman Huwon, atau menyaksikan festival budaya yang digelar di sini.
Kehidupan Budaya
Banyak program wisata yang mengajak pengunjung mengenakan hanbok (pakaian tradisional Korea) saat berkeliling istana. Hal ini menambah pengalaman imersif seolah kembali ke masa Dinasti Joseon.
Filosofi dan Nilai yang Terkandung
Changdeokgung bukan sekadar bangunan, tetapi juga simbol filosofi kehidupan Korea:
- Harmoni dengan Alam – tata letaknya menunjukkan kesadaran manusia sebagai bagian dari alam, bukan penguasanya.
- Kesederhanaan dan Kebajikan – sesuai dengan nama istana, nilai moral lebih penting daripada kemegahan material.
- Keseimbangan Spiritual – taman rahasia mencerminkan kebutuhan akan ketenangan batin di tengah hiruk pikuk kehidupan kerajaan.
Kesimpulan
Monumen Changdeokgung Palace adalah mahakarya arsitektur Korea yang mencerminkan keindahan, kebijaksanaan, dan keharmonisan dengan alam. Dibangun pada abad ke-15, istana ini menjadi kediaman utama banyak raja Joseon, pusat pemerintahan, sekaligus simbol filosofi Konfusianisme.
Dengan aula megah, tata ruang unik, dan taman rahasia Huwon yang mempesona, Changdeokgung tidak hanya menjadi kebanggaan Korea Selatan, tetapi juga warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Hingga kini, istana ini tetap memancarkan keindahan klasik yang menawan, menghubungkan masa lalu dengan masa kini.