Monumen Bersejarah Palembang: Jejak Sejarah di Kota Pempek

Pendahuluan

HONDA138 : Palembang adalah salah satu kota tertua di Indonesia yang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-7 Masehi. Kota ini pernah menjadi pusat Kerajaan Sriwijaya, kerajaan maritim besar yang menguasai jalur perdagangan Asia Tenggara. Setelah masa kejayaan Sriwijaya, Palembang juga menjadi bagian dari Kesultanan Palembang Darussalam, hingga akhirnya masuk ke dalam masa kolonial Belanda.

Setiap periode sejarah tersebut meninggalkan jejak yang masih bisa ditemukan hingga kini dalam bentuk monumen bersejarah. Monumen ini tidak hanya berfungsi sebagai penanda peristiwa penting, tetapi juga sebagai pengingat identitas budaya dan perjuangan masyarakat Palembang.

Artikel ini akan mengulas beberapa monumen bersejarah di Palembang, mulai dari masa Sriwijaya hingga masa perjuangan kemerdekaan, serta makna yang terkandung di dalamnya.


Monumen Bersejarah di Palembang

1. Monumen Ampera dan Jembatan Ampera

Meski lebih dikenal sebagai jembatan, Jembatan Ampera juga dianggap sebagai monumen bersejarah yang menjadi ikon Palembang. Dibangun pada tahun 1962 dengan bantuan Jepang sebagai bentuk kompensasi perang, jembatan ini menghubungkan Seberang Ulu dan Seberang Ilir yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Sebagai monumen, Jembatan Ampera melambangkan kebangkitan Palembang setelah masa kolonial. Dengan struktur megah dan teknologi canggih pada masanya, Ampera menjadi saksi perubahan Palembang menuju kota modern. Di sekitar jembatan ini, kini juga dibangun Monumen Ampera yang berfungsi sebagai penanda sejarah pembangunan jembatan.


2. Monumen Perjuangan Rakyat (Monpera)

Monumen Perjuangan Rakyat, atau lebih dikenal dengan sebutan Monpera, adalah salah satu monumen paling penting di Palembang. Terletak di dekat Jembatan Ampera, monumen ini dibangun untuk mengenang perjuangan rakyat Palembang dalam melawan penjajahan Belanda setelah Proklamasi Kemerdekaan.

Monpera memiliki bentuk arsitektur unik menyerupai bunga melati dengan enam kelopak, yang melambangkan kesucian perjuangan rakyat. Di dalamnya terdapat museum kecil yang menyimpan berbagai koleksi senjata, foto, dokumen, serta benda-benda bersejarah lainnya yang berkaitan dengan perjuangan rakyat Sumatra Selatan.


3. Tugu Belido

Ikan belido adalah simbol khas Palembang yang dahulu hidup banyak di Sungai Musi. Untuk mengenang hewan ikonik ini sekaligus menandai identitas kota, dibangunlah Tugu Belido di kawasan Benteng Kuto Besak.

Meski bukan monumen perjuangan, Tugu Belido memiliki nilai historis karena merepresentasikan hubungan erat masyarakat Palembang dengan Sungai Musi. Sungai ini sejak masa Sriwijaya menjadi urat nadi perdagangan dan kehidupan masyarakat setempat.


4. Monumen Pahlawan Perang Lima Hari Lima Malam

Palembang memiliki catatan sejarah penting pasca kemerdekaan, yaitu peristiwa Perang Lima Hari Lima Malam (1–5 Januari 1947). Pertempuran ini terjadi antara pejuang Palembang melawan tentara Belanda yang ingin kembali menguasai kota.

Untuk mengenang peristiwa heroik tersebut, dibangun Monumen Pahlawan Perang Lima Hari Lima Malam. Monumen ini mengabadikan semangat juang rakyat Palembang yang rela berkorban demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Lokasinya sering menjadi tempat peringatan hari-hari nasional, terutama Hari Pahlawan.


5. Tugu Textil

Sebagai kota perdagangan, Palembang terkenal dengan produk tekstil tradisionalnya, terutama songket Palembang yang memiliki nilai seni tinggi. Untuk menghormati para pengrajin tekstil tradisional, dibangunlah Tugu Textil di kawasan tertentu di Palembang.

Monumen ini menandakan bahwa tekstil bukan hanya produk ekonomi, tetapi juga warisan budaya yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang.


6. Monumen Sriwijaya di Taman Purbakala

Palembang juga memiliki Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, yang didirikan untuk mengenang kejayaan Sriwijaya. Di dalamnya terdapat Monumen Sriwijaya yang menjadi simbol kejayaan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara pada abad ke-7 hingga ke-13.

Monumen ini berfungsi sebagai pengingat bahwa Palembang pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, agama Buddha, serta perdagangan internasional. Selain itu, kawasan ini juga menyimpan situs arkeologi berupa kanal, prasasti, dan sisa-sisa bangunan kuno.


Peran Monumen dalam Kehidupan Masyarakat Palembang

Monumen-monumen bersejarah di Palembang memiliki peran penting bagi masyarakat:

  1. Sebagai pengingat sejarah – setiap monumen menyimpan kisah perjuangan dan kejayaan masa lalu.
  2. Sebagai identitas budaya – seperti Tugu Belido dan Monumen Sriwijaya yang mencerminkan jati diri masyarakat Palembang.
  3. Sebagai sarana pendidikan – generasi muda dapat belajar sejarah melalui kunjungan ke monumen.
  4. Sebagai destinasi wisata – monumen bersejarah menjadi daya tarik wisata yang mendukung perekonomian daerah.
  5. Sebagai tempat peringatan – monumen sering digunakan untuk upacara nasional, tabur bunga, atau peringatan hari penting.

Nilai Budaya dalam Monumen Palembang

Selain nilai sejarah, monumen di Palembang juga menyimpan nilai budaya yang mendalam:

  • Nilai religius – pada Monumen Sriwijaya, kita melihat peran agama Buddha dalam membentuk peradaban Nusantara.
  • Nilai patriotisme – pada Monpera dan Monumen Perang Lima Hari Lima Malam, kita belajar tentang pengorbanan para pahlawan.
  • Nilai ekologis – Tugu Belido mengingatkan masyarakat akan pentingnya menjaga Sungai Musi dan ekosistemnya.
  • Nilai seni dan ekonomi – Tugu Textil menjadi simbol kreativitas masyarakat dalam melestarikan songket Palembang.

Tantangan dalam Melestarikan Monumen

Meski memiliki nilai tinggi, beberapa monumen di Palembang menghadapi tantangan dalam pelestariannya:

  1. Kurangnya perawatan – beberapa monumen terlihat kusam karena jarang diperbarui cat atau perbaikan.
  2. Kurangnya kesadaran masyarakat – ada pengunjung yang kurang menghargai monumen, misalnya dengan membuang sampah sembarangan.
  3. Alih fungsi lahan – perkembangan kota terkadang menggeser perhatian dari situs bersejarah.
  4. Kurangnya promosi – beberapa monumen belum dikenal luas oleh wisatawan karena promosi yang terbatas.

Penutup

Monumen bersejarah di Palembang adalah saksi bisu perjalanan panjang kota ini, dari masa kejayaan Sriwijaya, masa Kesultanan Palembang, hingga perjuangan kemerdekaan Indonesia. Monumen seperti Monpera, Jembatan Ampera, Monumen Sriwijaya, Tugu Belido, dan Monumen Perang Lima Hari Lima Malam bukan hanya bangunan fisik, tetapi juga simbol perjuangan, identitas, serta kebanggaan masyarakat Palembang.

Melalui monumen ini, generasi muda dapat belajar tentang sejarah dan budaya leluhur, sekaligus menumbuhkan rasa cinta tanah air. Oleh karena itu, menjaga dan melestarikan monumen bersejarah adalah tanggung jawab bersama, agar jejak sejarah Palembang tetap hidup dan terus menginspirasi di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *