Pendahuluan
HONDA138 : Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki sejarah panjang dalam bidang kemaritiman. Sejak masa kerajaan, laut sudah menjadi urat nadi perdagangan, budaya, dan pertahanan bangsa. Untuk menghormati sekaligus mengingatkan generasi bangsa akan jati diri maritim Indonesia, dibangunlah Monumen Jalesveva Jayamahe. Monumen ini bukan hanya ikon kebanggaan TNI Angkatan Laut, tetapi juga lambang kejayaan bangsa di lautan.

Monumen Jalesveva Jayamahe terletak di kawasan Markas Besar TNI Angkatan Laut, Ujung, Surabaya, Jawa Timur. Dengan wujud patung perwira Angkatan Laut yang gagah berdiri menghadap lautan, monumen ini menjadi salah satu landmark penting kota Surabaya sekaligus simbol peringatan bahwa laut adalah masa depan bangsa Indonesia.
Sejarah Pembangunan Monumen
Pembangunan Monumen Jalesveva Jayamahe tidak terlepas dari keinginan untuk membangkitkan kembali semangat kebaharian bangsa. Pada era Orde Baru, pemerintah melalui TNI AL berinisiatif membangun monumen ini sebagai penanda identitas Indonesia sebagai negara maritim. Pembangunan dimulai pada tahun 1990-an dan diresmikan pada tahun 1996 oleh Presiden Soeharto.
Nama “Jalesveva Jayamahe” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “Di Laut Kita Jaya”. Ungkapan ini sekaligus menjadi semboyan TNI Angkatan Laut, yang menegaskan tekad untuk menjaga kedaulatan laut Indonesia. Dengan semboyan ini, diharapkan masyarakat menyadari pentingnya laut bagi kehidupan bangsa, baik dari sisi ekonomi, budaya, maupun pertahanan negara.
Arsitektur dan Desain
Monumen Jalesveva Jayamahe berbentuk patung perwira TNI Angkatan Laut yang sedang berdiri tegap menghadap ke laut. Patung ini memiliki tinggi sekitar 30,6 meter, dan bila dihitung dengan gedung penopangnya, total ketinggian mencapai lebih dari 60 meter. Hal ini menjadikannya salah satu patung tertinggi di Indonesia.
Arsitektur monumen ini dibuat dengan detail yang sangat apik. Sosok perwira digambarkan mengenakan seragam Angkatan Laut lengkap, dengan pedang di tangan kanan yang terhunus ke arah depan sebagai simbol kesiapan menghadapi tantangan. Sorot matanya diarahkan ke laut lepas, menggambarkan visi dan tekad kuat menjaga perairan nusantara.
Gedung penopang di bawah patung berfungsi sebagai ruang pameran dan museum yang memamerkan sejarah panjang TNI AL, peralatan tempur, serta berbagai dokumentasi perjuangan maritim bangsa. Dari atas menara monumen, pengunjung juga bisa melihat panorama laut Surabaya dan kawasan Pelabuhan Tanjung Perak.
Makna Simbolis
Setiap elemen Monumen Jalesveva Jayamahe sarat dengan makna. Sosok perwira Angkatan Laut yang tegap berdiri menunjukkan keteguhan dan keberanian para prajurit dalam menjaga kedaulatan negara. Posisi patung yang menghadap laut menegaskan orientasi bangsa Indonesia yang harus kembali pada kejayaan maritim.
Pedang yang diacungkan mencerminkan kesiapan tempur, sementara seragam lengkap menunjukkan disiplin, kehormatan, dan identitas Angkatan Laut. Monumen ini juga menjadi pengingat bahwa laut bukan sekadar pemisah pulau, melainkan penghubung yang menyatukan seluruh wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Fungsi dan Peran Monumen
Selain sebagai simbol kejayaan maritim, Monumen Jalesveva Jayamahe juga memiliki fungsi penting lainnya, yaitu:
- Ikon Wisata Surabaya
Monumen ini menjadi salah satu destinasi wisata sejarah dan edukasi di Surabaya. Banyak wisatawan yang datang untuk melihat langsung patung megah ini, sekaligus belajar tentang peran TNI AL. - Pusat Edukasi Sejarah Maritim
Di dalam gedung monumen terdapat museum yang menyimpan koleksi bersejarah terkait dunia maritim Indonesia. Generasi muda bisa belajar bagaimana perjuangan bangsa mempertahankan laut nusantara. - Simbol Identitas TNI AL
Monumen ini menjadi representasi nyata dari semboyan TNI Angkatan Laut. Dengan berdirinya patung megah ini, semangat para prajurit semakin terpatri untuk menjaga kedaulatan laut. - Penegas Jati Diri Bangsa
Monumen ini juga berperan sebagai pengingat bahwa Indonesia adalah bangsa maritim. Kehidupan masyarakat tidak bisa lepas dari laut, sehingga laut harus dijaga dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat.
Monumen dalam Konteks Kekinian
Seiring perkembangan zaman, Monumen Jalesveva Jayamahe tidak hanya menjadi simbol militer, tetapi juga ikon pariwisata dan edukasi. Pemerintah kota Surabaya bahkan menjadikannya salah satu destinasi unggulan yang sering dipromosikan dalam agenda pariwisata.
Di era modern ini, monumen ini juga mengingatkan pentingnya poros maritim dunia, sebuah visi besar Indonesia untuk menjadikan laut sebagai pusat perdagangan, transportasi, dan pertahanan. Keberadaan monumen ini seakan mempertegas peran strategis Indonesia yang berada di jalur persilangan dunia.
Penutup
Monumen Jalesveva Jayamahe bukan sekadar patung raksasa di tepi laut Surabaya, melainkan sebuah simbol mendalam tentang jati diri bangsa Indonesia sebagai negara maritim. Dengan wujud perwira Angkatan Laut yang tegap berdiri menghadap lautan, monumen ini mengajarkan tentang keberanian, disiplin, dan tanggung jawab dalam menjaga kedaulatan nusantara.
Melalui monumen ini, generasi muda diharapkan tidak melupakan sejarah kebaharian bangsa. Laut bukan hanya sumber kekayaan, tetapi juga benteng pertahanan dan identitas nasional. Karena itu, semboyan “Jalesveva Jayamahe – Di Laut Kita Jaya” harus terus terpatri dalam hati setiap anak bangsa, agar Indonesia mampu kembali meraih kejayaan maritimnya di masa depan.