
HONDA138 Di dunia ini ada banyak monumen yang dibangun untuk mengenang raja, pahlawan, atau tokoh besar. Namun, ada satu monumen di Jepang yang sangat unik karena didirikan untuk menghormati seekor anjing. Patung itu adalah Patung Hachiko, yang berdiri tegak di depan Stasiun Shibuya, Tokyo. Bagi banyak orang, patung ini bukan sekadar objek wisata, melainkan simbol kesetiaan, cinta tanpa syarat, dan hubungan mendalam antara manusia dan hewan.
Kisah Hachiko yang Mengharukan
Hachiko adalah anjing ras Akita Inu yang lahir pada tahun 1923 di Prefektur Akita, Jepang. Ia kemudian diadopsi oleh Profesor Hidesaburo Ueno, seorang dosen di Universitas Tokyo. Hubungan keduanya sangat dekat, bahkan setiap pagi Hachiko selalu mengantar tuannya ke Stasiun Shibuya, dan setiap sore ia menunggu di stasiun yang sama untuk menyambut kepulangan sang profesor.
Namun, tragedi datang pada tahun 1925 ketika Profesor Ueno meninggal mendadak karena pendarahan otak saat sedang mengajar. Hachiko yang saat itu baru berusia 2 tahun tidak mengetahui apa yang terjadi. Ia tetap datang ke stasiun setiap sore, menunggu tuannya pulang. Hari berganti hari, tahun demi tahun, Hachiko tetap setia menunggu di tempat yang sama, meski tuannya tak pernah kembali.
Kesetiaan Hachiko berlangsung selama 9 tahun penuh hingga akhirnya ia meninggal pada tahun 1935. Cerita ini menyentuh hati banyak orang Jepang dan dunia, sehingga Hachiko dijuluki “Chūken Hachikō” yang berarti anjing setia Hachiko.
Pembangunan Monumen Patung Hachiko
Karena kisahnya yang begitu menyentuh, masyarakat Jepang terinspirasi untuk mengabadikan Hachiko dalam bentuk patung. Patung pertama Hachiko diresmikan pada tahun 1934, hanya setahun sebelum anjing ini meninggal. Hachiko sendiri hadir saat peresmian patung itu, seolah ia mengerti bahwa dirinya sedang dihormati.
Namun, patung pertama hancur saat Perang Dunia II karena logamnya dilebur untuk kebutuhan perang. Setelah perang usai, masyarakat kembali membangun patung baru sebagai bentuk penghormatan. Pada tahun 1948, patung Hachiko yang baru diresmikan, dan hingga kini patung tersebut berdiri di depan pintu keluar Stasiun Shibuya, salah satu stasiun tersibuk di Tokyo.
Makna Budaya dari Patung Hachiko
Patung Hachiko bukan hanya sebuah monumen anjing, melainkan representasi dari nilai budaya Jepang. Ada beberapa makna penting yang terkandung di dalamnya:
- Kesetiaan (Loyalty)
Hachiko melambangkan kesetiaan tanpa syarat, sebuah sifat yang sangat dihargai dalam budaya Jepang. - Pengabdian dan cinta tulus
Kisah ini menunjukkan bagaimana cinta dan kasih sayang bisa melampaui batas kematian. - Ikon kebersamaan
Patung Hachiko menjadi tempat berkumpul atau “meeting point” yang terkenal di Shibuya, menandakan betapa ikatan sosial lahir dari simbol sederhana. - Pengingat sejarah
Patung ini juga menjadi pengingat akan hubungan manusia dengan hewan peliharaannya, sebuah bentuk cinta yang universal.
Patung Hachiko sebagai Ikon Wisata
Kini, Patung Hachiko menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Tokyo. Wisatawan dari seluruh dunia datang untuk melihat patung kecil ini, berfoto, bahkan meletakkan bunga atau hadiah kecil sebagai tanda penghormatan. Letaknya yang strategis di depan Stasiun Shibuya membuat patung ini mudah diakses dan menjadi titik temu favorit bagi warga lokal.
Selain patung di Shibuya, replika patung Hachiko juga dibuat di beberapa tempat, termasuk di Universitas Tokyo dan bahkan di luar negeri. Ini menunjukkan bahwa kisah Hachiko telah melampaui batas geografis dan menjadi kisah universal tentang kesetiaan.
Kisah Hachiko dalam Dunia Populer
Kisah Hachiko telah menginspirasi berbagai karya seni, film, dan literatur. Pada tahun 1987, Jepang merilis film berjudul Hachiko Monogatari yang menceritakan kisah hidup Hachiko. Kemudian pada tahun 2009, Hollywood merilis film Hachi: A Dog’s Tale yang dibintangi oleh Richard Gere. Film ini memperkenalkan kisah Hachiko ke audiens internasional dan membuat jutaan orang di seluruh dunia meneteskan air mata.
Selain film, banyak buku anak-anak, novel, hingga dokumenter yang menceritakan kesetiaan Hachiko. Hal ini membuktikan bahwa monumen Hachiko bukan hanya sekadar patung, tetapi sebuah simbol budaya yang mendunia.
Filosofi Kesetiaan dalam Kehidupan Modern
Mengapa kisah Hachiko begitu menyentuh? Jawabannya ada pada makna kesetiaan yang kian langka di era modern. Di tengah kehidupan serba cepat, manusia sering lupa pada nilai setia, sabar, dan konsistensi. Hachiko mengingatkan kita bahwa kesetiaan adalah bentuk cinta paling murni.
Banyak orang Jepang mengaitkan nilai kesetiaan Hachiko dengan etos kerja mereka. Dalam dunia kerja, loyalitas pada perusahaan atau komunitas dianggap sangat penting. Karena itulah, Hachiko tidak hanya menjadi simbol hewan setia, tetapi juga cerminan nilai budaya Jepang.
Dampak Monumen Hachiko terhadap Pariwisata Shibuya
Shibuya dikenal sebagai salah satu distrik paling ramai di Tokyo, dengan perlintasan pejalan kaki yang ikonik, pusat perbelanjaan, dan hiburan malam. Namun, Patung Hachiko menambah daya tarik emosional di tengah hiruk-pikuk modernitas. Ribuan wisatawan setiap harinya berhenti sejenak di depan patung kecil ini, berfoto, dan merenung tentang arti kesetiaan.
Bahkan, banyak pasangan yang bertemu pertama kali di depan patung Hachiko, menjadikannya simbol pertemuan dan awal hubungan. Dengan demikian, monumen ini bukan hanya bernilai sejarah, tetapi juga memiliki nilai sosial yang terus hidup hingga kini.
Pelajaran dari Kisah Hachiko
Ada beberapa pelajaran hidup yang bisa dipetik dari kisah dan monumen Hachiko:
- Kesetiaan adalah nilai universal – bukan hanya manusia, bahkan seekor anjing bisa mengajarkannya.
- Cinta sejati tak mengenal waktu – Hachiko tetap menunggu tuannya meski ia tidak pernah kembali.
- Pengabdian menciptakan warisan – dari seekor anjing sederhana lahirlah monumen yang mendunia.
- Kebersahajaan bisa menginspirasi jutaan orang – Hachiko hanyalah anjing biasa, namun kisahnya luar biasa.